SOROT NEWS KALIMANTAN
TANAH BUMBU–Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan menyelimuti area parkir Bandara Bersujud, Kecamatan Simpang Empat, pada Minggu (2/3/2025), saat Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, meresmikan pasar wadai bertajuk Ramadhan Cake Fair 2025.
Peresmian ini diawali dengan prosesi sakral pemukulan gong dan pelepasan balon ke udara, disusul dengan pertunjukan tari Baruna Bantala, persembahan dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Budporapar) Tanah Bumbu. Tarian ini menggambarkan keharmonisan antara manusia dan alam, sejalan dengan semangat Ramadhan yang penuh berkah.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Eryanto Rais, Bupati yang akrab disapa Bang Arul menyampaikan bahwa Ramadhan Cake Fair telah menjadi tradisi tahunan yang selalu dinanti masyarakat. Pasar wadai ini menghadirkan aneka kudapan khas tradisional yang menggugah selera, sekaligus menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan warisan kuliner lokal.
“Pasar wadai Ramadhan ini bukan sekadar tempat berburu kuliner, tetapi juga bentuk rasa syukur kita kepada Sang Pencipta atas segala nikmat-Nya. Di sini, kita bisa berkumpul dengan keluarga, sahabat, dan kerabat, menikmati hidangan yang mengingatkan kita pada masa lalu,” ungkap Bang Arul.
Tak hanya itu, pasar wadai juga memiliki dampak positif bagi perekonomian daerah. Dengan menghadirkan pelaku UMKM lokal, acara ini menjadi wadah bagi mereka untuk meningkatkan pendapatan dan memperkenalkan produk khas Tanah Bumbu ke masyarakat luas.
Peresmian ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Staf Ahli Bupati, Kepala SKPD, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tanah Bumbu, serta Kepala Kementerian Agama Kabupaten Tanah Bumbu. Kehadiran mereka menandakan dukungan penuh terhadap upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya dan tradisi.
Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Ramadhan Cake Fair 2025 diprediksi akan menjadi magnet bagi para pecinta kuliner, sekaligus mempererat kebersamaan di bulan suci. Tanah Bumbu sekali lagi menunjukkan bahwa tradisi dan ekonomi bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni di tengah keberagaman.
(Tim)











